Senin, 24 Juni 2013


SERIAL AQIDAH ISLAM
Bab I : vol :  4

عالم الجن و الشياطين

MENGENAL DUNIA JIN DAN SETAN

5. UMUR JIN DAN SETAN

Tidak di ragukan lagi bahwa jin akan mengalami kematian, karena mereka termasuk dalam firman Allah Ta'ala:

كل من عليها فان * ويبقى وجه ر بك ذو الجلل والإكرام * فبأى ءالا ء ربكما تكذبان *

''Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?''
(QS. Ar-Rahman: 26-28)

Dalam Shahih Bukhari , dari Ibnu Abbas , sesungguhnya Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wasalam bersabda:

'' Aku berlindung dengan kemuliaan-Mu yang tidak ada ilah yang berhak di sembah selain Engkau, yang tidak mati , jin dan manusia yang akan mati.''
(HR. Muslim)

Sedangkan batasan usia mereka tidak di ketahui , kecuali apa yang telah Allah khabarkan kepada kita tentang Iblis yang terlaknat, bahwa dia akan tetap hidup hingga hari kiamat.

''Iblis menjawab : ''Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka di bangkitkan.'' Allah berfirman :'' Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang di beri tangguh.''
(QS. Al-A'raf: 14-15)

Adapun selainnya , tidak kita ketahui batasan usia mereka , hanya saja usia mereka lebih lama dari usia manusia.

Dalil akan matinya setan adalah bahwa Khalid bin Walid membunuh seorang setan penunggu UZZA (pohon yang dahulu di sembah bangsa Arab). Begitu pula shahabat ada yang membunuh jin yang berwujud seekor ular, sebagaimana yang akan di jelaskan kemudian.

6. TEMPAT TINGGAL JIN, MAJELIS DAN TEMPAT BERKUMPUL MEREKA

Jin tinggal di bumi tempat kita tinggal . Mereka sering berkumpul di tempat-tempat rusak dan padang-padang , tempat-tempat najis, seperti wc, semak belukar, tempat sampah, kuburan . Karena itu , sebagaimana di katakan oleh Ibnu Taimiyah:

''Para dukun yang sering berteman dengan setan sering berada di tempat-tempat ini yang menjadi tempat berdiamnya setan.''

Mereka juga sering berada di tempat-tempat yang memudahkan bagi mereka untuk melakukan kerusakan seperti pasar . Salman al-Farisi telah menasehati shahabatnya :
'' Janganlah kalian jika mungkin menjadi orang yang pertama kali masuk pasar atau yang paling terakhir keluar dari pasar, karena tempat itu sebagai ajang bertempur bagi setan, di sana mereka menancapkan benderanya.''
(HR. Muslim)

Setan bermalam di rumah-rumah yang tak berpenghuni , namun dapat di usir dengan Tasmiah (membaca bismilah), berdzikir kepada Allah, membaca Al-Qur'an, kususnya surat Al-Baqarah dan ayat Kursi. Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam mengabarkan bahwa setan itu berpencar-pencar dan akan berkumpul jika malam mulai gelap. Karena itu kita di perintahkan untuk menahan anak kita pada waktu itu, dalam hadits Mutafaqun 'alaih.

Setan juga lari dari adzan , di bulan Ramadhan setan-setan di ikat.
Setan menyukai duduk di antara bayang-bayang dan matahari , karena itu Rasulullah shalallahu alaihi wasalam melarang duduk di antara keduanya . Hadits tersebut shahih di riwayatkan dalam sunan dan yag lainnya.

7. BINATANG TERNAK DAN KENDARAAN JIN

Dalam hadits Ibnu Mas'ud dalam Shahih Muslim: Sesungguhnya sekelompok jin meminta perbekalan kepada Rasulullah , maka Beliau bersabda:
'' Bagi kalian setiap tulang yang (berasal dari hewan di sembelih) dengan menyebut nama Allah , apa yang ada di tangan kalian lebih layak dari daging, dan setiap kotoran dapat di jadikan pakan ternak kalian.''
(HR. Muslim)

Beliau mengabarkan bahwa mereka memiliki binatang ternak , dan yang menjadi bahan makanan ternak mereka adalah kotoran hewan manusia.
Dan Allah Ta'ala juga mengabarkan kepada kita bahwa setan memiliki kuda yang di gunakan untuk menarik musuh-musuh dari bangsa manusia:

''Dan gelincirkanlah siapa-siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu , dan kerahkan terhadap mereka pasukan-pasukan berkuda dan pasukan yang berjalan kaki.''
(QS. Al-Isra': 64)

HEWAN YANG BIASA DI DEKATI SETAN

Di antara hewan-hewan tersebut adalah onta. Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam bersabda:
''Sesungguhnya onta di ciptakan dari setan, dan pada setiap belakang onta terdapat setan
(Riwayat Said bn Mansur dalam sunannya dengan sanad mursal)
Karena itu Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam melarang Shalat di kandang onta. Dari Bara bin Azib sesungguhnya Rasulullah shalallahu 'alaihiwasalam bersabda:

'' Janganlah kalian shalat di kandang onta, karena dia dari setan, shalatlah di kandang kambing ,karena padanya terdapat barokah.''
(HR. Abu Daud)

Dari Abdullah bin mughoffal, dia berkata : Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda:
''Shalatlah di kandang kambing , jangan shalat di kandang onta , karena dia di ciptakan dari setan.''
(HR. Ibnu Majah)

Hadits ini membantah orang yang berkata bahwa larangan shalat di kandang onta adalah karena kencing dan kotorannya najis, karena yang benar adalah bahwa kencing dan kotoran binatang yang dagingnya halal di makan tidaklah najis hanya kotor.

Abul Wafa' bn Uqail bertanya-tanya tentang makna hadits Rasulullah
''Sesungguhnya anjing hitam adalah setan.''
Padahal sebagaimana di ketahui bahwa anjing tersebut terlahir dari anjing pula. Juga hadits Rasulullah :
''Sesungguhnya onta tercipta dari setan,''
Padahal dia di lahirkan dari onta juga.

Sebenarnya ucapan Ibnu Aqil dapat di buktikan bahwa benda hidup di muka bumi ini di ciptakan dari air, sebagaimana firman Allah:

''Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.''
(QS. Al-Anbiya: 30)

KEMAMPUAN DAN KELEMAHAN JIN

Allah telah memberikan kepada jin kemampuan yang tidak di berikan kepada manusia, di antara kemampuanya:

Pertama: Cepat Dalam Bergerak Dan Berpindah-Pindah

Ifrit dari kalangan jin telah berjanji kepada Nabi Allah Sulaiman Alaihisalam untuk menghadirkan singgasana ratu Balqis dari Yaman ke Baitul Maqdis Palestina dalam waktu yang lebih cepat dari berdirinya seseorang dari duduknya, kemudian berkatalah seseorang yang di beri ilmu dari Al-Kitab : ''Saya dapat mendatangkannya sebelum matamu berkedip:

''Berkata Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin : ' Aku akan datang kepadamu dengan membawa singga sana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu ; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat di percaya. Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab:' Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.' Maka Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya , ia pun berkata: 'Ini termasuk karunia Tuhanku.''
(Qs. An-Naml: 39)

Kedua : Mereka Lebih Maju Dari Manusia Dalam Tata Ruang Angkasa

Sejak dulu mereka telah menjelajah tempat-tempat yang jauh di langit untuk mendapatkan berita-berita dari langit , agar mereka dapat mengetahui sebuah kejadian sebelum terjadi, ketika Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam di utus, penjagaan di langit di perketat:

''Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api. Dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (mencuri berita). Tetapi sekarang barang siapa yang mencoba mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya)
(QS. Al-Jin: 8-9)

Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam telah menjelaskan bagaimana mereka mencuri pendengaran berita. Di riwayatkan oleh Abu Hurairah, dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam:

'' Jika Allah telah menetapkan sebuah perkara di langit , malaikat membentangkan sayap-sayapnya sebagai ketundukan atas firman-Nya, se akan-akan dia merupakan rangkaian besi di atas batu yang licin . Jika ketakutkan telah di hilangkan dari hati mereka, mereka berkata: '' Apa yang di firmankan Tuhanmu?'' Mereka berkata pada yang bertanya: '' Kebaikan, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.''

Hal tersebut di dengar oleh pencuri pendengar, mereka berdiri di atas satu sama lain , Sufiyan mencontohkannya dengan telapak tangannya, lalu dia mencondongkan dan merenggangkan di antara jari jemarinya, kemudian dia mendengarkan kalimat lalu dia menyampaikan kepada yang ada di bawahnya, kemudian yang di bawahnya menyampaikan lagi kepada yang di bawahnya , begitu seterusnya hingga terakhir sampai kepada para penyihir atau dukun, mungkin sebelum berita itu sampai ada yang terkena lemparan meteor sebelum di sampaikan, atau dia sudah sempat menyampaikan sebelum terkena meteor, dengan kalimat tersebut dia berdusta seratus kali , lalu di katakan kepadanya:
'' Bukankah telah di sampaikan kepada kita hari ini dan ini hal ini dan ini ? Maka dengan kalimat yang dia dengar dari langit, diapun di benarkan.''
(HR. Bukhari)

Kadang upaya mereka mencuri pendengaran di lakukan lebih ringan dari cara yang pertama , yaitu dengan mendengar dan menyimak para malaikat yang turun membawa kejadian yang telah Allah takdirkan.

Dari Aisyah Radhiyallahu 'anha, dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam beliau bersabda:

'' Malaikat bicara di awan mendung tentang perkara di bumi , lalu setan mendengar sebuah kalimat , kemudian dia bisikan ketelinga para dukun sebagaimana di tuangkannya sesuatu ke dalam botol, lalu mereka menambahkannya dengan seratus dusta.''
(HR. Bukhari)

Ketiga: Pengetahuan Mereka Dalam Bangunan Dan Produksi

Allah telah mengabarkan kepada kita bahwa Allah telah menundukan untuk Nabi Sulaiman Alaihissalam. Mereka melakukan untuk tugas-tugas yang banyak yang membutuhkan ke ahlian, kecerdasan dan kepandaian
SERIAL AQIDAH ISLAM

Bab I vol : 3

عالم الجن و الشياطين

MENGENAL ALAM JIN DAN SETAN
Menurut Al-Quran Dan Hadits

3. DEFINISI SETAN DAN JIN

DEFINISI SETAN

Setan yang sering Al-Qur'an beritakan kepada kita adalah termasuk di dalam dunia jin. Pada awalnya dia beribadah kepada Allah, tinggal di langit bersama malaikat dan masuk surga , akan tetapi kemudian dia membangkang terhadap Allah dengan kesombongan dan ke angkuhannya ketika di perintahkan sujud kepada Adam Alaihisalam. Maka Allah mengusir dari Rahmat-Nya.
Setan dalam bahasa Arab di artikan sebagai segala sesuatu yang membangkang. Makhluk ini , karena pembangkangannya dan penolakannya , di sebut sebagai THAGHUT ( الطاغوت ), sebagaimana firman Allah Ta'ala:

الذين ءامنوا يقتلون فى سبيل الله ولذين كفروا يقتلون فى سبيل الطغوت فقتلوا أولياء الشيطن إن كيد الشيطن كان ضعيفا *

''Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thagut, sebab itu perangilah kawan-kawan setan itu, karena sesungguhnya tipu daya setan adalah lemah.''
(QS. An-Nisa : 76)

Nama ini di kenal oleh mayoritas penduduk bumi, sebagaimana di sebutkan oleh Al-Aqqad dalam kitabnya '' IBLIS '' Dinamakan THAGHUT karena dia melampaui batas dan membangkang terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta mengangkat dirinya sebagai tuhan yang di sembah.

Mahluk ini telah putus asa dari Rahmat Allah, karena itu mahluk ini Allah namakan IBLIS ( إبليس ) sedangkan ( بلس ) dalam bahasa Arab artinya siapa yang tidak memiliki kebaikan , sedangkan ( أبلس ) artinya putus asa dan bingung.

Orang yang memperhatikan apa yang di sampaikan Al-Qur'an dan Hadits tentang Setan akan mengetahui bahwa dia adalah makhluk berakal , berpengetahuan, bergerak dan lainnya. Jadi dia bukan seperti yang di katakan oleh mereka yang tidak mengerti, yaitu motivasi keburukan yang berwujud nafsu hewani manusia yang memalingkannya - jika telah menetap dalam hati - dari nilai rohani yang tinggi.
(Majmu Al-Fatwa: 19/13)

ASAL MULA SETAN

Sebagaimana telah di sebutkan bahwa setan termasuk golongan jin. Masalah ini di bantah oleh kalangan terdahulu maupun sekarang. Hujah mereka adalah firman Allah Ta'ala:

و إذ قلنا للملئكة اسجدوا لأدم فسجدوا إلآ إبليس أبى واستكبر و كان من الكفرين *

''Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ''Sujudlah kamu kepada Adam,'' maka sujudlah mereka kecuali Iblis ; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang kafir.''
(QS. Al-Baqarah: 34)

Dalam ayat ini dan ayat-ayat semacamnya menurut mereka Allah mengecualikan Iblis dari Malaikat . Umumnya yang di kecualikan mestinya adalah bagian dari golongan yang di kecualikan.

Kitab-kitab tafsir telah mengimformasikan kepada kita beberapa pendapat para ulama . Mereka mengatakan Iblis termasuk Malaikat, dan bahwa dia adalah penjaga surga, atau langit dunia, atau dia termasuk malaikat yang paling mulia dari suku yang paling terhormat, begitu seterusnya pendapat tersebut.

Ibnu Katsir berkata: dalam masalah ini telah diriwayatkan berbagai atsar yang banyak dari kalangan salaf, tetapi mayoritas dari kisah-kisah tersebut bersumber dari bangsa Israil ( Israiliyat) yang di kutip sekedar untuk di ketahui, apa yang sebenarnya dari riwayat-riwayat tersebut, hanya Allah yang lebih mengetahui . Di antaranya ada yang sudah pasti dusta karena bertentangan dengan kebenaran yang ada di hadapan kita.

Cukuplah Al-Qur'an menjadi pedoman tentang berita-berita terdahulu karena sumber-sumber yang lainnya tidak sepi dari adanya distorsi, baik dengan penambahan atau pengurangan yang banyak di kutip berita-berita palsu dan di kalangan mereka tidak terdapat para penghafal yang dapat menangkal upaya perubahan dari kalangan ekstrim atau jiplakan para pendusta.

Tidak seperti halnya umat Islam ini, mereka memiliki para imam , ulama, tokoh , orang-orang bertakwa dan kaum cerdik pandai yang merupakan korektor ulung, dan para penghafal Brilian yang telah membukukan hadits-hadits , menguraikannya , menjelaskan mana yang shahih, hasan, dha'if, munkar , maudhu , matruk, dusta.

Mereka juga mengetahui siapa para pemalsu hadits, para pendusta , orang yang tidak di kenal , dan pengelompokan manusia lainnya. Semua itu dalam rangka menjaga kehormatan Kenabian dan Kedudukan Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasalam sebagai penutup para Rasul serta pemimpin manusia agar tidak ada riwayat yang menisbatkan kepadanya namun ternyata dusta atau bukan berasal darinya.
( Tafsir Ibnu Katsir 4/397)

Apa yang menjadi hujjah mereka bahwa Allah mengecualikan Iblis dari Malaikat , bukanlah merupakan argumen yang kuat , karena ada kemungkinan pengecualian tersebut bersifat MUNQOTHI' (terputus) dan itulah yang lebih tepat, karena adanya Nash yang menunjukan bahwa setan termasuk jin. Firman Allah Ta'ala :

و إذ قلنا للملئكة اسجدوا لأدم فسجدوا إلآ إبليس كان من الجن ففسق عن أمر ربه *

'' Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat : ''Sujudlah kamu kepada Adam '' maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan Jin , maka ia mendurhakai perintah Tuhanya.''
(QS. Al-Kahfi: 50)

Bahkan telah jelas bagi kita dalam nash yang shahih bahwa Jin bukan golongan Malaikat dan Manusia. Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasalam telah menjelaskan:

'' Sesungguhnya Malaikat di ciptakan dari cahaya , dan sesungguhnya Jin di ciptakan dari api, dan Adam di ciptakan dari tanah.''

Hadis ini terdapat dalam Shahih riwayat Muslim .

Hasan Basri mengatakan: 'Iblis sama sekali bukan golongan Malaikat.''
(Al-Bidayah wa An-Nihayah: 1/79)

Ibnu Taimiyah pun berkesimpulan demikian dengan berkata:
'' Sesungguhnya setan termasuk golongan Jin dari bentuknya, dia bukan golongan malaikat dari sisi asalnya, juga tidak dari kesetaraannya.''
(Majmu' al-Fatwa: 4/346)

APAKAH SETAN MERUPAKAN ASAL JIN
ATAU BAGIAN DARI MEREKA ?

Kita tidak mendapatkan nash-nash yang jelas yang menunjukan bahwa setan adalah asal jin atau bagian dari mereka, akan tetapi kemungkinannya adalah yang kedua , berdasarkan firman Allah Ta'ala:

إلآ إبليس كان من الجن *

'' Kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan Jin.''
(QS. Al-Kahfi: 50)
Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa setan merupakan asal jin, sebagaimana Adam merupakan asal manusia.''
( Lihat Majmu' al-Fatwa:4/235, 346)

BURUKNYA RUPA SETAN

Setan memiliki rupa yang buruk , hal ini sudah tertanam dalam setiap pikiran manusia . Allah Ta'ala mengumpamakan buah dari pohon ZAQQUM yang tumbuh di dasar neraka seperti kepala setan, karena Dia-lah Yang Maha Mengetahui buruknya rupa dan wujud mereka:

إنها شجرة تخرج فى أصل الجحيم * طلعها كأنه رءوس الشيطين *

''Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang keluar dari dasar neraka jahim. Mayangnya seperti kepala setan-setan.''
(QS. Ash-Shofat: 64-65)

Orang-orang Nasrani pada abad-abad pertengahan menggambarkan setan seperti orang laki-laki hitam , memiliki jenggot yang lancip, alis terangkat, mulut menyemburkan api , memiliki tanduk, kuku , dan ekor.
(Da'rotul Ma'arif al-Haditsah:357)

SETAN MEMILIKI DUA TANDUK

Dalam Shahih Muslim dari Ibnu Umar, sesungguhnya Rasulullah Shalallahu Alaihi wasalam bersabda:

'' Jangan kalian lakukan Shalat pada saat matahari terbit atau terbenam, karena dia terbit di atas dua tanduk setan.''
(HR. Muslim)

Dari Ibnu Umar sesungguhnya Rasulullah Shalallahu Alaihi wasalam bersabda:

''Jika mata hari mulai terbit jangan lakukan Shalat sehingga matahari benar-benar tampak, dan jika matahari mulai terbenam tundalah Shalat hingga matahari benar-benar telah terbenam , dan jangan lakukan Shalat kalian bersamaan dengan terbit atau terbenamnya mata hari , karena dia terbit di atas dua tanduk setan.''
(HR. Bukhari dan Muslim)

Sebab , beberapa kelompok kaum musyrikin menyembah mata hari dan mereka sujud kepadanya saat terbit dan terbenam, pada saat itu setan-Setan berdiri di arah tempat terbitnya mata hari, sehingga ibadah mereka terarah kepadanya.

Masalah ini lebih terang terdapat dalam Shahih Muslim. Amer bin Abasah as-Salamy bertanya kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasllam tentang shalat, maka bersabdalah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam :

" Lakukanlah shalat subuh, kemudian percepatlah melakukan shalat sebelum terbit matahari hingga meninggi , karena saat terbit, matahari terbit di atas dua tanduk setan, ketika itu orang-orang kafir sujud kepadanya, kemudian shalatlah (diwaktu shubuh)
karena shalat ( saat itu) disaksikan dan di hadiri (malaikat)."

Kemudian Rasulullah shalallahu alaihi wasallam melarang kita melakukan shalat setelah Ashar (ketika matahari terbenam ) :

'' Hingga terbenam matahari , karena matahari terbenam di antara dua tanduk setan, ketika itu orang-orang kafir sujud kepadanya. "
(HR. Muslim )

Kita dilarang untuk melakukan shalat dalam dua waktu ini . Namun jika shalatnya memiliki sebab seperti tahiyyatul masjid, yang jelas hal ini di bolehkan. yang tidak boleh adalah shalat yg tanpa sebab, seperti shalat sunnah mutlaq, berdasarkan sabda Rasulullah (( janganlah shalat )).

Termasuk yang terdapat riwayatnya tentang tanduk setan, adalah Hadits Bukhari dari Ibnu Umar Radhiyyallahu anhu, dia berkata:
'' Saya melihat Rasulullah saw menunjuk arah timur, kemudian bersabda ;

'' Ketahuilah , fitna dari arah sana, fitna disana, ketika terbit tanduk setan, yang dimaksud dengan sabdanya : ketika setan terbit adalah arah timur. ''

4. MAKANAN MINUMAN DAN PERNIKAHAN JIN
SERIAL AQIDAH ISLAM
Bab. 1. vol . 2

DUNIA JIN DAN SETAN

2. MENETAPKAN KEBERADAAN JIN

Ada sejumlah kecil orang yang mengingkari keberadaan jin secara mutlak. Sebagian orang-orang musyrik menyangka bahwa jin adalah rohnya binatang-binatang.
Segolongan ahli filsafat berpendapat bahwa yang di maksud jin adalah motivasi keburukan dalam jiwa manusia, sebagaimana yang mereka maksud dengan malaikat adalah motivasi kebaikan dalam jiwa manusia.
Sedangkan segolongan dari orang-orang masa kini ada yang berpendapat bahwa jin adalah bakteri dan mikroba yang telah di temukan
Dalam dunia ilmu modern.
Muhammad al-Bahi berpendapat bahwa yang dimaksud jin adalah malaikat . Menurutnya , jin dan malaikat adalah satu dunia dan tidak ada bedanya . Di antara dalil yang beliau kemukakan adalah:

''Malaikat terhalang dari pandangan manusia , hanya saja dia memasukan jin ke dalam golongan makhluk yang tersembunyi dari dunia manusia , ada yang beriman dan kafir , dan ada yang baik dan ada yang buruk.''

MENOLAK KEBERADAAN JIN
TIDAK TAHU BUKAN DALIL

Argumen mereka yang mengingkari ada nya jin pada umumnya berujung pada ketidak tahuan mereka tentang adanya jin. Dan " TIDAK TAHU " tidak dapat di jadikan dalil.

Tidak layak secara logika di jadikan ketidak tahuan seseorang tentang sesuatu menjadi dalil baginya untuk mengingkari keberadaan sesuatu tersebut. Hal inilah yang di kecam Allah dari orang-orang kafir:

بل كذبوا بما لم يحيطوا بعلمه*

''Bahkan yang sebenarnya, mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya.''
(QS. Yunus : 39)

Apakah penemuan-penemuan baru yang tidak mungkin di pungkiri , boleh di ingkari orang yang berusia seratus tahun manakala di kabarkan informasi tersebut oleh orang terpercaya ? Apakah ketika kita tidak dapat mendengar gelombang suara di semua tempat di dunia ini menjadi dalil bahwa hal tersebut tidak ada ? Kemudian setelah di temukan alat radio yang dapat menangkap gelombang suara tersebut dan kita dapat mendengarnya dengan telinga kita , baru kita mempercayainya?!

Ustadz Sayid Qutub Rahimahullah berkata dalam DZILALUL-QUR'AN ketika dia berbicara tentang jin yang Allah arahkan untuk menghadap Rasulullah Shalallahu alaihi wasalam lalu mereka mendengarkan Al-Qur'an darinya:

''Sesungguhnya, ketika Al-Qur'an mengisahkan kelompok jin yang di hadapkan untuk mendengarkan Al-Qur'an dari Nabi Shalallahu 'alaihi wasalam , kemudian di kisahkan apa yang mereka ucapkan dan lakukan , itu sajah sudah cukup untuk menetapkan keberadaan jin, menetapkan kejadiannya, menetapkan bahwa menyimak Al-Quran yang lafaznya terucap dengan bahasa arab, seperti yang di ucapkan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wasalam. Juga ketetapan bahwa jin adalah makhluk yang dapat beriman dan kafir, mendapat petunjuk atau tersesat . Tidak perlu mencari bukti tambahan atau penguat untk menetapkan kenyataan ini. Manusia tidak kuasa menambah hakikat yang telah Allah tetapkan kenyataannya.''

Sesungguhnya alam di sekeliling kita penuh dengan misteri , penuh dengan energi dan makhluk yang tidak kita ketahui wujudnya , sifatnya dan bekasnya . Padahal kita hidup ditengah-tengah kekuatan dan misteri tersebut ,sedikit sekali yang kita ketahui namun lebihbanyak yang tidak ketahui.

Apa yang kita ketahui sekarang ..? Padahal kita masih di permulaan jalan. Jika dibandingkan dengan pengetahuan manusia pada lima abad sebelumnya saja , sudah di katakan keajaiban -keajaiban, lebih besar dari keajaiban jin. Seandainya ada yang berkata kepada seseorang pada lima abad yang lalu tentang rahasia atom yang sekarang sering kita bicarakan , niscaya mereka akan menuduhnya gila, atau pasti merka akan menuduh bahwa dia berbicara tentang sesuatu yang aneh, melebihi keanehan jin.

Kita dapat mengetahui dan menyingkap dengan keterbatasan kita sebagai manusia , yang di siapakan sebagai khalifah di bumi ini , sesuai dengan tuntutan-tuntutan-Nya di dalam ruang lingkup yang Allah tundukan bagi kita guna menyingkap rahasia-rahasianya dan dapat di manfaatkan sehingga kita dapat menunaikan tugas khalifah di muka bumi ini.

Kita akan banyak menemukan dan mengetahui lebih banyak, dan akan terbentang di hadapan kita berbagai ke ajaiban dari rahasia dan kekuatan alam ini, sehingga rahasia atom yang di anggap aneh pada lima abad yang lalu, dianggap sebagai mainan anak-anak di masa kini. Akan tetapi , kita tetap berada dalam batasan pengetahuan yang telah ditetapkan bagi manusia, yaitu dalam batasan yang Allah firmankan:

وما أوتيتم من العلم إلا قليلا *
''dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit''
(QS. Al-Isra' : 85)

Sedikit jika di bandingkan alam ini yang penuh dengan misteri yang tidak mungkin ada yang mengetahuinya kecuali Sang Pencipta dan Penjaganya. Dan juga dalam sebatas apa yang di tampakkan dari ilmu-Nya yang tidak terbatas dengan sarana pengetahuan manusia yang sangat terbatas, Allah Azza wa Jalla berfirman:

ولو أنما فى الأرض من شجرة أقلم و البحر يمده، من بعده ، سبعة أبحر ما نفدت كلمت الله *

''Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta) , ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (keringnya), niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah.''
(QS. Lukman: 27)

Maka dengan kondisi seperti ini, kita tidak layak memastikan ada atau tidak adanya sesuatu ,

DI ANTARANYA DALIL YANG MENUNJUKAN TENTANG KEBERADAN JIN

Ibnu Taimiyah berkata dalam Majmu al-Fatwa:
''Tidak ada seorangpun dari golongan kaum Muslimin yang berbeda pendapat tentang keberadaan jin , juga bahwa Allah mengutus Nabi Muhammad kepada mereka . Bahkan mayoritas golongan kafir juga mengakui adanya jin. Sedangkan ahli Kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani , mereka menetapakan sebagaimana ketetapan kaum Muslimin, meskipun ada di antara mereka yang mengingkarinya, sebagaimana ada di antara golongan kaum muslimin yang mengingkarinya seperti Jahmiyah, Mu'tazilah, meskipun mayoritas golongan dan para pemimpinnya mengakui keberadaannya.''

Hal tersebut di karnakan keberadaan jin di riwayatkan secara masal sehingga menjadi pengetahuan yang bersifat aksiomatis. Diketahui secara pasti bahwa mereka hidup , berakal, berbuat sesuatu dengan kehendaknya sendiri, di perintah dan di larang. Mereka bukan sifat atau benda yang terdapat dalam diri manusia atau lainnya , sebagaimana dugaan kaum Atheis .
Karena perkara jin bersifat mutawatir (banyak riwayatnya) maka hal itu di ketahui oleh kalangan umum maupun khusus, maka tidak mungkin golongan yang mengimani para Rasul yang mulia mengingkari keberadaan mereka.

Imam Haramain berkata:
''Sesungguhnya para ulama pada zaman shahabat dan tabi'in sepakat tentang adanya jin dan setan dan mohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan mereka, tidak ada yang menolak kesepakatan ini mereka yang taat beragama dan komitmen dengan nilai-nilainya''
(Aakamul Marjan : hal 4)

AYAT-AYAT DARI AL-QUR'AN DAN JUGA HADITS

Banyak nash yang menunjukkan keberadaan jin, diantaranya firman Allah Ta'alla:

قل أوحى إلى أنه استمع نفر من الجن *

''Katakanlah hai (Muhammad): '' Telah di wahyukan kepadaku bahwasanya: sekumpulan jin telah mendengarkan (Al-Qur'an )
(QS. Al-Jin : 1)

Firman Allah Ta'ala :

وأنه ، كان رجال من الإ نس يعوذون بر جال من الجن فزادوهم رهقا *

''Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara Jin , maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan .''
(QS. Al-Jin: 6)

Dan banyak lagi nash yang lainya.

Kesaksian Dan Melihat Langsung

Banyak manusia pada zaman sekarang atau sebelumnya telah menyaksikan dan melihat sebagian jin , meskipun banyak di antara mereka yang menyaksikannya atau mendengarnya tidak mengetahui bahwa itu adalah arwah, makhluk ghaib, atau makhluk ruang angkasa.
Riwayat yang paling valid tentang hal ini adalah , bahwa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam melihat jin berbicara di antara mereka, atau mereka berbicara kepada beliau, beliau membaca Al-Qur'an di hadapan mereka .

KELEDAI DAN ANJING MELIHAT JIN

Jika kita tidak melihat jin, maka sebagian makhluk hidup yang lainnya melihat mereka, seperti keledai dan anjing . Di dalam Shahihain , dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam bersabda:

إذا سمعتم صىياح الديكة فاسألوا الله من فضله ، فإنها رأت ملكا و إذا سمعتم نهيق الحمار فتعوذوا بالله من الشيطان ، فإنه رأى شيطانا *

'' Jika kalian mendengar suara kokok Ayam , maka mohonlah karunia Allah , karena dia telah melihat malaikat, dan jika kalian mendengar ringkikan keledai , berlindunglah kepada Allah dari setan, karena dia telah melihat setan.''
(HR. Bukhari . Muslim dan Abu Daud)

Abu Daud meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah , dia berkata: '' Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam bersabda'' :

إذا سمعتم نباح الكلاب ونهيق الحمير بالليل فتعوذوا بالله منهن فإنهن يرون ما لا ترون *

'' Jika kalian mendengar gonggongan anjing dan ringkikan keledai , berlindunglah kepada Allah , karena mereka tengah melihat apa yang kalian tidak lihat.''
(HR. Abu Daud)

Melihatnya hewan apa yang tidak kita lihat bukan perkara aneh. Para ilmuwan telah membuktikannya kemampuan sebagian makhluk hidup untuk melihat apa yang tidak kita lihat . Misalnya lebah dapat melihat sinar ultra violet, karena itu dia dapat melihat matahari saat mendung , sedangkan burung hantu dapat melihat tikus di kegelapan malam yang pekat.

SANGGAHAN KEPADA MEREKA YANG BERARGUMEN BAHWA JIN ADALAH MALAIKAT.

Sebagaimana telah kami sebutkan, bahwa ada sebuah hadits dimana Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam mengabarkan bahwa malaikat di ciptakan dari cahaya dan jin di ciptakan dari api. Dalam hadits itu jelas Rasulullah Shalallahu alaihi wasalam membedakan asal kedua makhluk tersebut, dan ini menunjukan bahwa keduanya berasal dari dua alam yang berbeda, bukan dari satu alam.
Siapa yang memperhatikan nash-nash yang berbicara tentang malaikat dan jin , akan meyakini bahwa keduanya memiliki perbedaan yang besar ; malaikat tidak makan dan minum , mereka tidak membangkang apa yang Allah perintahkan dan mengerjakan setiap apa yang di perintahkan. Sedangkan jin berdusta , makan dan minum, membangkang terhadap Robb-nya dan mengabaikan perintah-Nya.
Betul keduanya merupakan alam yang terhalang dari penglihatan kita, pandangan kita tidak mampu menjangkaunya, akan tetapi keduanya adalah alam yang berbeda, baik asalnya maupun sifat-sifatnya.

Bersambung...........
3. DEVINISI SETAN DAN JIN

SERIAL AQIDAH ISLAM
Bab I : vol : 1

علم الجن والشيا طين


... DUNIA JIN DAN SETAN


Penulis : Dr. Sulaiman Al-Asyqar
Diposting oleh : Daud Yusnandi

MENGENAL DUNIA JIN DAN SETAN
Menurut Al-Qur'an dan Hadits.

إن الحمد لله نحمده و نستعينه و نستغفره ونعود بالله من شرور أنفسنا و من سيئات أعمالنا ، من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له

Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan, ampunan dan petunjuk-Nya. Kami bberlindung kepada Allah dari kejahatan diri kami dan keburukan amal perbuatan kami.
Siapa yang di beri petunjuk oleh Allah tidak ada yang bisa menyesatkannya , dan barang siapa yang di sesatkan oleh Allah maka tidak ada yang bisa memberinya petunjuk.
Amma ba'du.

DUNIA JIN ADALAH ALAM TERSENDIRI

Dunia jin tidak sama dengan dunia manusia dan malaikat. Antara mereka dan manusia ada sisi kesamaannya, yaitu keduanya memiliki akal dan kemampuan mengetahui, juga kemampuan untuk memilih jalan hidup yang baik ataupun yang buruk.
Namun mereka berbeda dengan manusia dalam beberapa perkara, yang paling penting adalah bahwa asal penciptaan mereka berbeda dengan penciptaan manusia.
Namun memiliki kesamaan dalam beribadah kepada Allah. Dalam fipman-Nya:

و ما خلقت الجن و الإنس إلا ليعبدون *

"Dan Aku tidaklah menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku."
(QS. Adz-Dzariyat: 56)

MENGAPA MEREKA DINAMAI JIN

Mereka di katakan jin karena wujud mereka tersembunyi dari pandangan manusia . Ibnu Aqil berkata:

''Sesungguhnya jin dinamakan jin karena tersembunyinya wujud mereka dari pandangan mata, seperti halnya JANIN dikatakan janin, juga AL-MIJAN (tameng) di katakan demikian karena benda tersebut tempat berlindung bagi seorang tentara dalam peperangan.''
Disebutkan dalam Al-Qur'an:

إنه، يرىكم هو وقبيله ، من حيث لا ترونهم

''Sesungguhnya dia dan pengikut-Pengikutnya melihat kamu dari satu tempat yang kamu tidak dapat melihat mereka.''
(QS. Al-A'raf: 27)

1. ASAL USUL PENCIPTAAN JIN

Bahan Dasar Penciptaan Jin.
Allah Ta'ala mengabarkan kepada kita bahwa jin di ciptakan dari api sebagaimana firman-Nya:

وا لجان خلقنه من قبل من نار السمو م

''Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam ) dari api yang sangat panas.''
(QS. Al-Hijr: 27)
Juga firman Allah SWT:

وخلق الجان من مارج من نار

''Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.''
(QS. Al-Rahman: 15)

Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid, Hasan Basri dan lainnya berkata: maksud firman Allah Ta'ala ما ر ج من نار adalah : ''Ujung jilatan api.'' dalam riwayat lain : ''Saripatinya dan bagian utamanya .''
(Al-Bidayah wa An-Nihayah:1/59)

An-Nawawi berkata dalam Sarah Muslim المارج adalah: ''Jilatan Api yang bercampur dengan hitam api.''
(Syarah Nawawi 'ala Syarah Muslim: 18/123)

Dalam hadits yang di riwayatkan Muslim dari Aisyah Radhiyalahu anha, dia berkata : Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasalam bersabda:

''Malaikat di ciptakan dari cahaya, jin di ciptakan dari api, sedang Adam di ciptakan sebagaimana telah disampaikan kepada kalian.''
(HR. Muslim)

AWAL MULA PENCIPTAAN MEREKA

Tidak di ragukan lagi bahwa penciptaan jin lebih dahulu dari penciptaan manusia, berdasarkan firman Allah Ta'ala:

ولقد خلقنا الإ نسن من صلصل من حمإ مسنون * وا لجان خلقنه من قبل من نار السموم *

'' Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang di beri bentuk . Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam ) dari api yang sangat panas.''
(QS. Al-hijr : 26-27)

Dalam ayat ini di jelaskan bahwa jin diciptakan sebelum manusia. Para ulama terdahulu berpendapat bahwa mereka di ciptakan dua ribu tahun sebelum adanya manusia, namun hal ini tidak ada dalilnya di dalam Al-Quran dan Sunnah.

BENTUK RUPA JIN

Kita tidak dapat mengetahui rupa, bentuk serta anggota tubuh mereka, kecuali apa yang telah Allah sampaikan kepada kita . Di antaranya kita dapat mengetahui bahwa mereka memeliki hati . Firman Allah Ta'ala:

ولقد ذرأنا لجهنم كثيرا من الجن والإنس لهم قلو ب لا يفقهون بها ولهم أعين لا يبصرون بها ولهم ءاذان لا يسمعون بها ، أولئك كالأ نعم بل هم أضل *

''Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia , mereka mempunyai hati , tapi tidak di pergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak di pergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak , bahkan lebih sesat lagi.''
(QS. Al-A'raf: 179)

Dengan jelas Allah mengatakan bahwa jin memiliki hati, mata dan telinga, sedangkan setan memiliki suara , firman Allah Ta'ala:

و استفزز من استطعت منهم بصو تك*

''Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu.''
(QS. Al-Isra: 64)

Terdapat juga dalam hadits bahwa setan memiliki lisan, dan jin juga makan dan minum serta tertawa . Ada juga masalah lainnya yang akan di sebutkan dalam makalah ini.

Nama-nama Dan Kelompok Jin Dalam Bahasa Arab

Ibnu Abdil Bar mengatakan bahwa berdasarkan ahli bahasa dan Linguistik, jin terdiri dari beberapa tingkatan: Jika yang mereka maksud hanya jin saja, mereka katakan : JINNY

1 - Jika yang mereka sebut adalah jin yang tinggal bersama manusia , mereka namakan ''AMIR '' bentuk jamaknya ''AMMAR.
2 - Jika yang dimaksud jin yang suka menggoda anak-anak, mereka mengatakan : ''ARWAH.''
3 - Jika jinnya busuk dan suka mengganggu, mereka mengatakan: ''SETAN''
4 - Jika lebih dari itu, mereka mengatakan : ''MARID''
5 - Jika lebih dari itu lagi dan lebih berat , mereka mengatakan : ''IFRIT'' bentuk jamaknya ''AFARIT''

Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasalam mengabarkan kepada kita bahwa:

'' Jin terdiri dari tiga golongan : Golongan yang terbang di udara, golongan yang terdiri dari ular dan anjing, dan golongan yang menetap dan berkeliaran.''
Diriwayatkan oleh Thabrani, Hakim, Baihaqi dalam Asma Wa Sifat dengan sanad yang sahih.
(Shahihul Jami')

2. MENETAPKAN KEBERADAAN JIN